Di malam yang sesunyi ini.. aku sendiri.. tiada yang menemani..
Lirik karya Chrisye di atas ini cocok menggambarkan keadaanku malam ini (saat ini). Kerjaan makin sibuk, sehingga sepertinya aku mau dikasih asisten oleh si Bos. Jelas saja, kerjaan makin lama makin bertumpuk dan mulai nambah task yang belum dikerjakan karena keterbatasan waktu. Tapi, hey, mempunyai asisten itu harus juga belajar memanage si asisten, untuk bisa membantu mengerjakan task yang belum selesai itu dengan benar dan efisien (dalam arti, kalau waktuku habis karena mengajari si asisten yang gaptek, ya maaf maaf saja.. mending aku cari asisten yang lain deh).
Kerjaanku berlarut-larut melewati rutinitas: berangkat telat karena kurang tidur, kerja sibuk di kantor sampai lupa makan dan lupa detail task, pulang sudah capek yang kadang ngga kuat untuk ngomputer, at least.. ngomik lah di tempat tidur (baca komik = ngomik). Makin membosankan, i tell you.
Kebosanan itu yang membawa aku menerawang ke pikiran-pikiran yang selama waktu kerja sempat terbesit untuk dipikirkan, seperti ini:
Eh, sudah berapa ya temanku yang menikah? Koq rasanya belakangan ini lumayan banyak menghadiri acara nikahan (belum termasuk YANG AKAN menikah di akhir tahun ini).. kemarin aku baru dengar sobat dekat ketika kuliah S1-2 di FKM UI, si Santee (sengaja ditulis begitu untuk membedakan dengan Santi-Santi lainnya) yang tidak meneruskan S1-2-nya malah kabur ke USA untuk mencari sesuap nasi (katanya, padahal ortunya lumayan berada).. ah.. memang bandel banget tuh anak… TIBA-TIBA.. sudah punya anak?!?! OMG. Nama anaknya Luna Isabel Gonzales, bapaknya orang Mexico yang convert ke Islam. *geleng-geleng kepala* gimana ceritanya yah?.
Aku jadi berpikir, apakah sudah saatnya aku menikah dan punya anak?
Nah,… pemikiran itu yang jadi selebat-an di otakku. Ah.. temanku pernah cerita, pacarnya minta dinikahi hanya karena dia IRI melihat teman-temannya sudah menikah dan punya momongan (padahal si cewek masih kuliah, masih 24-an, dan yang cowok masih kuliah S2 dan masing sibuk dengan selingkuhannya – hahaha). Akhirnya mereka menikah dengan kurang siap dan banyak kendala. Hey, yang namanya SIAP itu sampai kapanpun tidak akan pernah ada batasnya, seseorang pernah berkata padaku. Tapi apa yang harus kulakukan untuk menghadapi keadaanku? Tidak mudah untuk memutuskan sebuah pilihan.
Yeah memang, aku sudah lepas dari orangtua, my mom berpesan.. “sekarang mama tinggal menunggu kapan kamu bilang ke mama bahwa kamu ingin menikah”. Jadi, tugas mamaku tinggal menunggu aku? Oh..
Aduh mah.. aku takut menikah tua.. tapi aku juga tidak berani menikah terburu-buru. Apalagi punya anak? Aku takut menghadapi kesabaranku pada anak kecil yang menangis tiada henti.
Ah sudah.. sudah seharusnya aku menikmati hidup ini tanpa beban-beban yang makin berumur makin numpuk.
Mari.. angkat gelas, kita bersulang!
bagi donk gold….
*angkat gelas dan bersulang*
……
angkat gelasss… lepas masa lajang.. :))
cheerrss.. 🙂
what is the relation between mix ice and curhat?
be careful, you are getting old…
hihihi… 😀
hmmmm
Mix ice = es campur?
dimana?
mau nanya, tapi udah ditanyain ma didats…
hmm….melupakan masalah dengan mabuk-mabukan mix ice?
ini posting minta nikah ya?
bagian dari KODE KHUSUS? hi hi hi
*kabuuur*
ooo.. mix ice itu campuran antara ngelantur sama curhat yah?
kirain minuman yang dibeli di K mart 😛
eh? kalo nikah di bali ga ngundang2 awas loh! tar tak kutuk jadi baskom
mwahahhahahhaaaa
bagi dong mix icenyeee… ;))
yoi sus… memang enak…
gw selalu nyetok di kostan